Pendidikan di Masa Orde Baru: Program, Capaian, dan Kritik

Masa Orde Baru (1966–1998) adalah salah satu periode penting dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, pendidikan diprioritaskan sebagai bagian dari pembangunan nasional. Berbagai program dan kebijakan diluncurkan untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan. Namun, tidak sedikit pula kritik yang muncul terhadap pendekatan pemerintah pada masa ini. Artikel ini akan membahas program, capaian, dan kritik terhadap pendidikan di masa Orde Baru.

baca juga: les kedokteran


1. Program Pendidikan di Masa Orde Baru

Selama masa Orde Baru, pemerintah memusatkan perhatian pada pengembangan sistem pendidikan nasional dengan beberapa program unggulan.

a. Instruksi Presiden (Inpres) untuk Sekolah Dasar

Program Inpres dimulai pada awal 1970-an dengan tujuan membangun sekolah dasar di seluruh pelosok Indonesia, terutama di daerah terpencil. Program ini dirancang untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah dasar.

b. Pendidikan Pelita

Sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), pemerintah meluncurkan berbagai program untuk memperluas akses pendidikan. Ini termasuk pembangunan sekolah menengah dan peningkatan jumlah guru terlatih.

c. Pelatihan Guru

Program pelatihan guru menjadi fokus utama untuk memastikan kualitas pengajaran. Pemerintah mendirikan lembaga pendidikan guru seperti IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) yang kini menjadi universitas.

d. Kebijakan Wajib Belajar

Pada 1984, pemerintah mencanangkan program wajib belajar 6 tahun untuk memastikan bahwa semua anak Indonesia mendapatkan pendidikan dasar.


2. Capaian Pendidikan di Masa Orde Baru

Pemerintahan Orde Baru berhasil mencapai beberapa hal yang signifikan dalam bidang pendidikan:

a. Peningkatan Akses Pendidikan

Program Inpres berhasil meningkatkan jumlah sekolah dasar secara signifikan, sehingga anak-anak di daerah terpencil memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan. Angka melek huruf juga meningkat pesat selama periode ini.

b. Perluasan Pendidikan Menengah

Selain pendidikan dasar, pemerintah juga memperluas akses ke pendidikan menengah melalui pembangunan SMP dan SMA di berbagai daerah.

c. Stabilitas Sistem Pendidikan

Dengan dukungan dana besar dari pemerintah, sistem pendidikan menjadi lebih stabil. Buku pelajaran dan fasilitas belajar tersedia lebih merata dibandingkan sebelumnya.

baca juga: bimbel kedokteran online


3. Kritik terhadap Pendidikan di Masa Orde Baru

Meski ada banyak capaian, kebijakan pendidikan Orde Baru juga menuai kritik dari berbagai pihak.

a. Sentralisasi Kebijakan

Sistem pendidikan terlalu terpusat, dengan kurikulum yang seragam di seluruh Indonesia. Hal ini mengabaikan keragaman budaya dan kebutuhan lokal, sehingga dianggap kurang relevan untuk masyarakat di daerah tertentu.

b. Penekanan pada Indoktrinasi

Kurikulum pada masa Orde Baru dianggap terlalu menekankan pada doktrin ideologi negara melalui mata pelajaran seperti Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Hal ini bertujuan memperkuat legitimasi pemerintahan, tetapi mengurangi ruang untuk kreativitas dan berpikir kritis.

c. Ketimpangan Kualitas

Meskipun akses pendidikan meningkat, kualitas pendidikan di daerah terpencil masih tertinggal jauh dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya guru berkualitas dan fasilitas pendidikan.

d. Fokus pada Kuantitas

Kebijakan pendidikan lebih menitikberatkan pada jumlah sekolah dan siswa daripada peningkatan mutu. Akibatnya, lulusan pendidikan sering kali tidak memiliki keterampilan yang relevan untuk dunia kerja.


4. Warisan Pendidikan Orde Baru

Masa Orde Baru meninggalkan warisan yang beragam bagi sistem pendidikan Indonesia. Program-program seperti pembangunan sekolah dasar dan wajib belajar memberikan fondasi penting bagi sistem pendidikan modern. Namun, tantangan dalam kualitas pendidikan dan relevansi kurikulum tetap menjadi isu yang harus diperbaiki hingga saat ini.